Rene Descartes (1596 – 1650) Penemu Geometri Analistis

Rene Descartes (1596 – 1650) Penemu Geometri Analistis

Si penemu geometri analistis pada tahun 1619 ini berkecimpung juga di bidang filsafat, bidang yang membuatnya lebih disegani, serta dibidang meteorologi, fisiologi dan fisika. Pada masa Descartes, spesialisasi suatu bidang memang belum jadi tuntutan. Semangat para pemikir atau peneliti pada masa itu rasanya ingin merengkuh semua isi alam ini ke dalam pelukannya.

Rene Descartes (1596 – 1650) Penemu Geometri Analistis


Apakah geometri analistis itu ?. Geometri analistis adalah bidang yang mempelajari sifat – sifat geometri (lingkaran, segitiga, segiempat, dan lain – lain) dengan memakai pola aljabar yang ditetapkan dengan sistem koordinat. Koordinat adalah jarak satu titik ke sumbu bidang datar. Dengan kata lain, di bidang geometri analistis ini, Descartes telah membuktikan bahwa sifat – sifat khas bidang dapat diuraikan dengan batasan – batasan kuantitatif seperti aljabar.

Penemuannya ini merupakan langkah maju yang sangat penting dalam bidang matematika dan memberi andil besar bagi Newton untuk menemukan kalkulus bebrapa puluh tahun kemudian, yaitu tepatnya pada tahun 1670.

Di dalam salah satu esainya, Descartes menguraikan fungsi mata dengan aneka kelainannya, menggambarkan teori cahaya yang kelak dikonkretkan oleh Christian Huygents dalam teori gelombangnya. Ia juga memiliki sndil dalam fisiologi modern dengan kesimpulan bahwa semua makhluk pada dasarnya merupakan mesin yang rumit. Tubuh manusia pun tidak lepas dari hukum mekanis biasa. Di bidang meteorologi, ia mengulas masalah hewan, hujan, angin, dan menguraikan perihal pelangi dengan tepat.

Descartes lahir pada tanggal 31 Maret 1596 di La Haye, satu kota kecil di distrik Touraine, Prancis. Kota ini kemudian disebut La haye Descartes, sebagai tanda penghormatan kepadanya. Ibunya meninggal ketika ia masih kecil. Ia diasuh oleh seorang neneknya lalu disambung oleh neneknya yang lain hingga usia 10 tahun. Pada umur tersebut ia memasuki sekolah Jasuit di La Fleche, dekat Le Mans. Pada tahun 1614 ia tamat dari sekolah itu. Dua tahun kemudian, agaknya untuk memenuhi keinginan ayahnya (seorang pegawai parlemen Brittant), ia meraih gelar di bidang hukum dari univesitas Poitiers.

Petualang yang tak henti – hentinya mencari jati diri ini berasal dari keluarga kaya. Hidupnya berkecukupan sehingga dengan mudah berkelana di daratan Eropa mencari kebenaran yang didambakannya tanpa dipusingkan oleh masalah biaya. Akan tetapi, sebagi anak muda penuh gejolak emosi, pengabdiannya kepada ilmu pengetahuan dan filsafat menjadi agak terputus – putus dan kurang sistematis. Idola anak muda masa itu ialah menjadi serdadu. Akhirnya, ia pun memasuki tiga dinas militer yang berbeda – beda, yakni Belanda, Bavaria, dan Hongaria. Selama masa itu ia berusaha menghimpun segala sesuatu yang dianggapnya dapat membentuk metode umum untuk merengkuh kebenaran. Pada usia 32 tahun, ia memutuskan untuk menguji metodenya dalam membangun gambaran dunia sesungguhnya. Untuk mewujudkan keinginannya itu, ia menetap di Belanda tahun 1628 sampai 1649.

Pada tahun 1633 Descartes menyelesaikan karya besarnya berjudul Le Monde (Dunia). Karena isinya menyokong teori Copernicus yang ditentang oleh gereja, Descartes menyembunyikannya dan baru diterbitkan beberapa tahun sesudah kematiannya. Setelah mencipta beberapa buku lainnya, ia wafat di Stockholm pada tanggal 11 Februari 1650, yaitu saat ia memenuhi undangan Ratu Cristina yang ingin menjadi muridnya.

Subscribe to receive free email updates: