Samuel Crompton (1754 – 1827) Penemu Mesin Pintal (Spinning Mule)

Samuel Crompton (1754 – 1827) Penemu Mesin Pintal (Spinning Mule)

Bagaimana jadinya bila alat pintal masih digerakkan dengan tangan dan benang tenun yang Cuma satu demi satu? Tentu tekstil yang dihasilkannya amat terbatas. Bahan pakaian yang terbatas ini tentu hanya dipakai oleh orang dalam jumlah terbatas, alias harganya tentu menjadi amat mahal. Baju pasti menjadi lambang kemewahan yang hanya mampu dibeli oleh golongan tertentu saja.

Samuel Crompton (1754 – 1827) Penemu Mesin Pintal (Spinning Mule)


Penemuan Samuel Crompton pada tahun 1779 berupa mesin pintal yang dikenal sebagai spinning mule telah memungkinkan dikembangkannya pabrik benang bermutu dalam jumlah besar. Mesin ini adalah salah satu dari beberapa mesin tenun lainnya yang diciptakan oleh beberapa penemu Inggris pada abad ke – 18 dan 19 yang menandai berkembangnya industri tekstil pada masa – masa tersebut. Selain penemuan Crompton, tercatat penemuan Richard Arkwrigt (1732 – 1792) berupa spinning frame yang diciptakannya pada tahun 1768. Dua tahun kemudian, yakni tahun 1770, James Hargreaves yang wafat tahun 1778, mendaftarkan hak paten atau hak cipta atas spinning jenny yang dapat memintal banyak benang sekaligus. Hampir 200 tahun sebelumnya, yakni pada tahun 1589, William Lee telah mencipta sebuah mesin rajut. Manfaat mesin rajut ini tidaklah sebesar mesin pintal, meski penemuan Lee ini sudah mampu menggarap rajutan sebanyak 600 setiap satu menit. Sebab, kain hasil rajutan hanya terbatas untuk busana musim dingin dan masa tertentu saja. Sedangkan kain hasil pintal bisa dikenakan dalam segala musim, tinggal tipis dan tebalnya saja yang disesuaikan.

Samuel Crompton lahir di Firwood, dekat Bolton, Lancashire, Inggris pada tanggal 3 Desember 1753. Ketika masih muda, Crompton bekerja untuk keluarganya, yakni memintal kapas untuk dijadikan benang. Perlu kalian ketahui bahwa kapas merupakan bahan utama tekstil pada masa itu karena belum ditemukan polyester atau bahan sintetis lainnya.

Crompton memintal kapas pada mesin ciptaan James Hargreaves, yakni pada spinning jenny. Rupanya mesin ini cukup banyak membuat kerusakan – kerusakan sehingga menjengkelkan Crompton. Dasar seorang kreatif, Crompton pun bukan Cuma berpangku tangan sambil menggerutu dan berkeluh – kesah, tetapi ia merasa tertantang mencari jalan keluarnya. Oleh karena itu, timbul niat dan kebulatan tekatnya untuk menciptakan mesin dengan rancangan baru yang lebih cermat dan berdaya guna lebih besar. Dicurahkannya semua uang pribadi serta waktu luangnya seusai kerja untuk menggarap rancangan ini.

Akhirnya, pada tahun 1779, Crompton berhasil menciptakan sebuah mesin yang bisa mengulur terus – menerus dan membuat pintalan terakhir bagi serat kapas yang dimasukkan ke dalam mesin itu, persis meniru gerak tangan seorang pemintal. Konon sebutan mule yang artinya bagal atau kuda hasil silangan karena karya Crompton ini merupakan hasil silangan mesin ciptaan Arkwrigt dan Hargreaves, yakni mesin spinning frame dan spinning jenny. Permintaan terhadap mesin ciptaan Crompton ini pun kemudian berdatangan. Akan tetapi, malangnya, ia sendiri tidak bisa mendapatkan hak patennya. Oleh sebab itu, Crompton mengungkapkan rahasia mesinnya kepada sejumlah pengusaha pabrik dengan harapan mereka akan membayarnya. Namun, jumlah uang yang diperolehnya ternyata tidak memadai. Akhirnya, parlemen Inggrislah yang memberinya bantuan sejumlah uang yang lumayan besar. Crompton wafat di Bolton, Inggris, pada tanggal 26 Juni 1827.

Subscribe to receive free email updates: