Andre Marie Ampere (1775 – 1836)
Andre Marie
Ampere (1775 – 1836)
Andre Marie Ampere dilahirkan di kota
Lyon, Prancis, pada tanggal 22 Januari 1755 dan wafat di Marseille pada tanggal
10 Juni 1836. Pada waktu berumur 12 tahun ia sudah menguasai seluruh ilmu
matematika yang ada pada masa itu. Karena itulah ia dianggap anak ajaib. Pada
tahun 1801, saat usia 26 tahun, ia diangkat jadi profesor ilmu fisika dan kimia
di Bourg. Delapan tahun kemudian, yakni pada tahun 1809, si anak ajaib ini
diangkat pula menjadi profesor matematika di Ecole Polytechnique Paris.
Seorang ilmuwan biasanya bergelut
dengan percobaan – percobaan untuk mendapatkan suatu penemuan. Lain halnya
dengan Ampere, ia memperoleh ilham lebih dulu, baru mempelajari ilham tersebut
hingga mendapat kesimpulan. Contoh dari gaya kerjanya ialah ketika ia
mempelajari penemuan Hans Christian Orsted pada tahun 1820. Menurut Orsted,
sebuah jarum magnetik akan membelok jika arus pada kawat didekatnya berubah.
Gejala ini membuktikan adanya hubungan antara listrik dan kemagnetan. Pada masa
itu penemuan ini dianggap baru. Ampere yang cerdas dan selalu ingin tahu itu
bermaksud menguraikan gejala itu sejelas – jelasnya. Dalam tempo seminggu, buah
pikirannya sudah dituangkannya dalam beberapa lembar kertas. Inilah contoh
hasil dari buah pikirannya yang bukan merupkan suatu percobaan di laboratorium.
Ampere ternyata telah menghasilkan
suatu rumusan tentang hukum elektromagnetik. Hukum ini secara matematis
menguraikan tenaga magnetik yang ada diantara dua arus listrik. Hukum inilah
yang dikenal sebagai “Hukum Ampere”. Kemudian ia banyak memperagakan percobaan
yang hasilnya berguna untuk mengembangkan suatu teori matematika, yang tidak
hanya menerangkan gejala elektromagnetik yang sudah dikenal, tetapi juga
meramalkan gejala – gejala baru lainnya. Dilihat dari semua corak kegiatannya
dapat dikatakan bahwa Ampere merupakan orang pertama dalam sejarah teknologi
yang memusatkan perhatian terhadap teknik – teknik mengukur listrik. Masih
berkaitan dengan kegiatan ini, ia pun membuat suatu alat yang menggunakan satu
jarum yang bebas bergerak untuk mengukur arus listrik. Alat yang dirintisnya
ini kemudian mengalami penyempurnaan pada tahun 1820 itu juga di tangan seorang
penemu Jerman bernama Sweigger dan dikenal dengan nama Galvanometer. Alat ini
berguna untuk mendeteksi serta mengukur suatu aliran kecil listrik.
Jadi, jika kita mendengar istilah
kelistrikan yang memakai nama Ampere, istilah tersebut jelas membuktikan betapa
berjasanya Ampere dengan penemuan – penemuannya. Misalnya, istilah satuan
ampere atau detik ampere serta pengukur ampere. Para teknolog dan ilmuwan
secara intemasional bersepakat untuk mengabadikan namanya pada penemuan –
penemuannya tersebut.
Bagi orang – orang yang menyadari
manfaat ilmu pengetahuan terhadap peradaban umat manusia, pengabadian nama itu
sungguh tiada ternilai harganya melebihi nilai benda apa pun di dunia.