Friedrich Wilhelm Bessel (1784 – 1846) Ilmuwan Perbintangan dan Matematika

Bessel memperkaya sumber – sumber matematika murni dengan memperkenalkan serta menyelidiki apa yang kini dikenal sebagai “Fungsi Bessel”. Fungsi Bessel disebut juga fungsi silinder yang digunakan pertama kali oleh Bessel pada tahun 1817 untuk menyelidiki permasalahan yang rumit, yakni bagimana menentukan gerakan tiga benda langit yang bergerak dengan gravitasi saling tarik – menarik. 

Tujuh tahun kemudian, ia menyempurnakan fungsi Bessel untuk menentukan gerakan planet yang tingkahnya tampak kacau. Bahkan, fungsi Bassel dijadikan acuan dalam menentukan skala jagat raya dalam batas – batas sistem matahari dan jaraknya dengan bumi yang sangat tergantung kepada pengukuran cermat jarak bintang – bintang terdekat dengan bumi.

Friedrich Wilhelm Bessel (1784 – 1846) Ilmuwan Perbintangan dan Matematika


Ahli perhitungan Jerman ini merupakan astronom pertama yang mengukur jarak sebuah bintang. Ia telah mengukur posisi 50.000 bintang dan ini merupakan pengukuran pertama yang dianggap paling akurat. Selama melakukan pengukuran jarak antar bintang, ia harus melakukan ralat disana – sisni karena teleskop dizamannya belum sempurna seperti sekarang ini. Apalagi, keadaan cuaca tertentu turut berpengaruh.


Bessel lahir pada tanggal 22 Juli 1784 di Westphalia, Jerman. Ayahnya Pegawai Negeri miskin. Pada masa remaja, tepatnya ketika usianya baru lima belas tahun, Bassel tidak lagi bebas bermain. Ia telah magang / bekerja di satu perusahaan ekspor – impor. Selama mas magang itu, ia berangan – angan ingin melancong. Tekatnya untuk melaksanakan angan – angan itu tidak tanggung – tanggung. Ia mulai melakukan persiapan – persiapan yang dilakukan, yaitu mempelajari berbagai bahasa, sekaligus mempelajarai peta bumi dan adat istiadat penduduk. Karena pada masanya pelancongan terjauh dan paling menggetarkan adalah lewat laut, ia pun mempelajari ilmu dasar pelayaran. Di sinilah ia berkenalan dengan ilmu perbintangan (astronomi) dan matematika. Bassel belajar hingga larut malam, di antar waktu luangnya sebagai seorang yang masih magang.


Lama kelamaan astronomi merebut hatinya. Makin dipelajari, makin mengasikkan. Pada tahun 1804, yakni ketika umur 20 tahun, ia menulis makalah tentang Komet Halley. Ia menghitung orbit komet tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di tahu 1607. Dengan penuh percaya diri atas hasil perhitungannya, Bassel mengirim makalah tersebut kepada seorang ahli perbintangan yang langsung terkesan ketika membacanya. Si ahli perbintangan ini mengusahakan menerbitkan makalah itu di suatu media dan mengusulkan agar Bassel menjadi asisten di peneropongan bintang Lilienthal. Dengan meninggalkan gaji yang mulai lumayan jumlahnya di perusahaan ekspor – impor, Bassel memasuki dunia baru yang kiranya akan mengabadikan namanya. Sungguh suatu pilihan yang tepat dan jitu !.


Baru empat tahun bekerja di Lilienthal, Pemerintah Prusia menugaskannya untuk mengawasi pembangunan peneripongan bintang berukuran besar pertama milik Jerman, tepatnya di Konigsberg (kini Kaliningrad). Pada usia 26 tahun Bassel diangkat sebagai profesor astronomi di Konigsberg hingga akhir hayatnya tanggal 7 Maret 1846. Ketekunan yang luar biasa untuk belajar dan meneliti sendiri adalah kunci suksesnya. Para astronom berterimakasih kepadanya karena Bassel lah orang pertama yang meletakkan gagasan kita tentang alam semesta pada landasan yang masuk akal.


Subscribe to receive free email updates: